Bismillahirrahmanirrahim Rabbi Djidny Ilman Warzukni Fahman
catatan pena
this site the web

Mencatat Pengalaman Puitik

SETIAP orang pasti pernah memiliki “pengalaman puitik.” Sebab, setiap orang pasti pernah melalui berbagai “perjalanan bathin” dalam kehidupan sehari-hari. Ya, dalam proses “perjalanan bathin” itulah, apa yang disebut “pengalaman puitik” itu terlahir. Namun, rupanya, tidak setiap orang yang menyadari bahwa dalam dirinya, dalam bathinnya, telah terpatri berbagai “pengalaman puitik” itu. Tapi, bagi para penulis fiksi (terutama penulis puisi/penyair), “pengalaman puitik” ini jadi kebutuhan primer mereka.
Yang jadi soal kemudian adalah, bagaimana cara kita mengetahui bahwa kita telah menemukan “pengalaman puitik” itu? Sebetulnya, tidak sulit mendeteksinya. Kuncinya, mau atau tidak kita membuka kepekaan indra kita terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Mau atau tidak kita “membaca” dengan teliti dan sabar berbagai fenomena alam yang terjadi setiap waktu dalam kehidupan kita. Nah, bagi adik-adik yang mau jadi penulis, wajib hukumnya untuk mengatakan “saya mau!”
Saya coba ambil contoh beberapa moment yang mungkin kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, tapi terlewatkan begitu saja. Misalnya, ketika kita sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba selembar daun kering jatuh tepat di batang hidung kita. Jika kita lewatkan, maka peristiwa kecil ini tak jadi pengalaman bathin. Tapi jika kita mau sedikit merenung, dan menempatkan peristiwa itu dalam ruang permaknaan yang lebih luas, mau mengembangkan imajinasi, maka jadilah ia peristiwa yang menakjubkan.
Kenapa? Karena daun kering yang jatuh itu, adalah sebuah “pengalaman puitik.” Apa puitiknya? Bukankah daun kering adalah makna dari sesuatu yang menua, sesuatu yang dimakan usia? Lalu, ia jatuh. Bukankah “jatuh” adalah sebagaimana juga waktu yang terus jatuh berguguran? Lalu, jatuhnya di batang hidung kita pula. Bukankah, waktu yang berguguran itu langsung menunjuk kepada diri kita? Nah, dengan begitu, apakah kemudian kita tak melakukan evaluasi terhadap diri kita? Pengalaman semacam ini, adalah embrio kelahiran sebuah puisi.
Contah lain, yang lebih verbal, mungkin sangat banyak, yang selama ini, sering jadi ide dalam menulis karya sastra. Misal, pengalaman bathin ketika adik-adik merasa sangat bahagia karena teman-teman kita datang memberikan ucapan selamat ulang tahun, apalagi dengan membawa bingkisan. Rasa bahagia itu, adalah “pengalaman puitik” yang kalau digali dengan lebih kreatif, dan mendalam, bisa dituliskan menjadi puisi, atau cerpen yang menarik. Tapi, saya hendak menunjukkan contoh lain yang tidak verbal, yang mungkin lebih sering terlewatkan. Misalnya ketika kita menyaksikan seorang pencopet di pasar babak-belur dihajar oleh masa. Apakah yang kita rasakan? Apakah empati kita bangkit? Apakah yang kita pikirkan? Apakah pikiran-pikiran kritis kita terhadap kehidupan sosial kita mulai bekerja? Contoh lain, ketika kita melihat anak-anak remaja seusia adik-adik, sedang demikian asyik bercanda, tertawa-tawa di mal, di café-café, apakah yang sedang kita rasakan? Apa yang kita pikirkan? Coba renungkan, pangalaman puitik bisa hadir melintas-lintas dalam percakapan mereka tentang tema apa saja.
Pengalaman puitik bisa lahir dari segelas mocca yang tersenggol oleh tangan salah seorang teman kita, jatuh pecah di lantai keramik.
Adik-adik, ada banyak lagi sebetulnya kalau mau kita deretkan di sini. Namun, yang banyak itu, hanya akan jadi peristiwa yang tak penting, kalau kita tak mencatatnya, sebab jangkauan ingatan kita tak sepenuhnya dapat dipercaya. Ada satu proses penting, yang mungkin bisa adik-adik lakukan untuk itu. Yakni, mencatatnya. Tak ada kertas, tak ada pena, tak masalah. Sebab bukankah di HP canggih kita, semua bisa segera kita tuliskan?
Minggu ini, ada cerpen “Francis dan Kucing-kucing Kecil” karya Desy Wahab. Cerpen ini, kalau dibaca sepintas mungkin akan sulit dicerna. Sebab, nampaknya Desy mencoba memainkan plot. Ini sebuah siasat kreatif. Ia mencari pembaca dengan kacamata perspektif yang berbeda. Kesepian, janji yang didustai, sebuah penantian, juga rindu yang dalam, adalah tema-tema yang diungkai di dalamnya.
Untuk puisi, ada Julisman, “Yang Tak Terkenang Lagi.” Sebuah puisi yang mencoba merangkai berbagai peristiwa dalam satu tajuk. Meski, kemudian yang kita rasakan berbabagai peristiwa itu terburai. Hendaknya Julis lebih dapat membuat “terang: puisinya ini, dengan berhati-hati memilih diksi.Yelna Yuristiary, kali ini hadir dengan “Bayang-bayang Karubaki.” Nampaknya Yelna mengambil spirit dari sebuah kisah, yang terjadi di luar dirinya, mengolahnya jadi imaji-imaji. Cukup berhasil. Meski cukup sulit juga bagi mereka yang belum mengetahui referensi ihwal kisah di balik puisi tersebut.
Puisi “Menatap Petang” karya Riza Rizki, cukup pandai mengurai suasana, terutama pada bait pertama. Namun pada bait berikutnya, terasa agak goyah puisinya. Tersebab diksi-diksi yang coba dimainkan. Semantara puisi “Halte Cinta” karya Jesnita, cukup kuat imaji yang dibangun. Tema penantian, rindu, juga kecemasan dapat terurai di sana. Diksi “kereta waktu” cukup memberi penutup yang berkesan.
Dua puisi lain, ada “Bukan Milik Kita” karya Elsa Silvira. Elsa tampak bermain-main dengan diksi, meski masih terasa terseret-seret di sana sini. Mungkin, Elsa harus lebih selektif lagi memilih kata, hingga tak ada kesan mengulang.
Demikian pula yang terjadi dalam puisi Dwi Endah M dengan puisi “Jebakan Maut.” Perlu diketahui, bahwa puisi tak mesti selalu mencari efek mendayu-dayu, sementara penggalian makna  terabaikan.

10 Tips Sukses Menghadapi UAN 2009



1. Berdoalah pada Tuhan
Adalah sombong yang beranggapan bahwa keberhasilan kita semata-mata usaha dan kerja keras kita sendiri tanpa keikutsertaan Sang Pencipta. Untuk itu dengan segala kerendahan diri dan hati di hadapan-Nya, kita panjatkan doa agar diberi kelulusan, kesehatan dan kemudahan dalam menghadapi ujian nanti. Tuhan Mahatahu dan tentu akan mendengarkan dan mengabulkan doa hamba-hambanya.

2. Hadapilah ujian dengan tenang dan proporsional

Hadapilah ujian ini dengan sikap yang tenang dan proporsional bahwa ujian sebagai sesuatu yang harus dihadapi, dilalui. Sikap tenang akan memungkinkan kita menyusun rencana menentukan strategi dan menjalaninya dengan senang.

3. Bersikaplah proaktif
Proaktif adalah suatu sikap yang beranggapan bahwa kita sendirilah yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini, termasuk dalam menghadapi UAN. Yakinlah bahwa kerja keras dan usaha keras yang kita lakukan akan membuahkan hasil. Dalam menyikapi standar minimal 5,50 justru yang terbaik adalah kita sendiri membuat patokan standar nilai minimal. Misalnya, menargetkan 7,01 atau 8,01 sehingga yang muncul adalah tantangan bukan beban.
4. Buatlah rencana
Menghadapi ujian dapat diibaratkan sebagai perjalanan menuju sukses. Sebagaimana perjalanan sukses, sudah sepatutnya kita membuat perencanaan. Dari sekian banyak bahan pelajaran yang harus dipelajari dipilah-pilah antara bahan UAN dari pusat dengan bahan ujian dari sekolah. Antara bahan kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga, pelajaran hitungan dan hafalan, sehingga dapat dipelajari dengan teratur dan sistematis. Model belajar semacam itu dapat meringankan dan lebih mengefektifkan cara kerja otak. Salah satu hukum otak yaitu dapat bekerja maksimal dengan cara teratur dan sistematis.

5. Perbanyaklah baca dan latihan soal
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar adalah para siswa banyak berlatih memecahkan soal-soal dengan cepat. Kita dihadapkan pada soal-soal yang harus dijawab dan dipecahkan dengan tepat. Dengan sering kita berlatih maka kita terbiasa dan terlatih, sehingga tidak cemas atau grogi dalam menghadapi soal (ujian).

6. Belajar kelompok
Belajar kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dipakai para siswa untuk berbagi dengan teman yang lain dalam memecahkan soal dan saling menguatkan motivasi belajar dan prestasi. Para siswa daripada banyak bermain dan membuang-buang waktu dengan percuma, manfaatkanlah dengan cara belajar berkelompok dengan teman di sekolah atau di sekitar tempat tinggal kita.

7. Efektifkan belajar di sekolah
Masih terdapat siswa yang datang ke sekolah dan hadir di kelas dengan alakadarnya atau sekadar hadir, tidak mengoptimalisasikan semua potensi dirinya untuk meraih hasil terbaik dalam daya serap materi maupun prestasinya. Padahal jika dimaksimalkan, niscaya hasilnya akan lebih bagus walaupun tidak ditambah dengan les-les yang lain di luar jam sekolah. Pada umumnya, para siswa kurang menggunakan kemampuan nalarnya dalam belajar, baru sebatas menghafal. Siswa juga masih kurang untuk bertanya, berdialog bahkan berdebat dengan gurunya. Padahal kemampuan bertanya salah satu upaya untuk memperkuat pemahamaman atau pengertian dan keterampilan belajar.

8. Mohon doa restu dari orang tua
Yakinlah bahwa jika kita lulus maka orang tua kita akan senang dan bangga. Jadikanlah perjuangan menghadapi UAN 2009 sebagai ajang untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua kita tercinta. Mohon doa restulah pada orang tua agar kita diberi kemudahan dan kelancaran. Kedua orang tua kita akan dengan senang mendoakan putra-putrinya yang sedang berjuang menghadapi UAN.
9. Rajin Bertanya
Rajin-rajinlah bertanya, karena dengan bertanya kita dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita ketahui. Jika ada kata/kalimat yang tidak kita ketahui di dalam buku yang kita pelajari, maka sangat dianjurkan untuk bertanya pada ahlinya, baik itu guru, orang tua, maupun kakak kita. Ketika di sekolah, jika ada penjelasan guru yang tidak kita mengerti maka bertanyalah. Jangan takut bertanya ! Karena kemungkinan masih banyak teman sekelasmu yang juga tidak mengerti penjelasan guru tersebut, hanya saja mereka malu bertanya.
Kalau tidak pernah bertanya, kita tidak akan tahu sampai kapanpun.
Ingat, “Malu bertanya, sesat di jalan”.

10. Motivasi Diri Anda
Motivasilah diri Anda sedini mungkin untuk belajar, karena dengan adanya motivasi dapat meningkatkan keinginan untuk selalu dan terus belajar. Salah satu cara memotivasi diri Anda adalah dengan membuat beberapa afirmasi, seperti “Kalau dia bisa, kenapa aku nggak bisa?”.
Saya rasa itu semua sudah cukup, tapi kalau kamu punya tips lainnya silahkan tulis komentar kamu, ya.
Subhaanaka Allahuma Wabihamdika Ashaduallailaha Illa Anta Astagfiruka Waatuubu Ilaih
 

Kutipan Unik :

masih ku ingat selalu saat kau berjanji padaku takkan pernah ada cinta yang lainnya terasa begitu indah tapi semua berbeda saat kau kenali dirinya sadarkah dirimu diriku terluka saat kau sebut namanya aku memang manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah namun di hatiku hanya satu cinta untukmu luar biasa andaikan saja kau tahu aku takkan mudah berubah aku kan bertahan selalu bertahan sampai waktu memanggilku kemanakah dirimu yang dulu cinta aku dimanakah dirimu yang selalu merindukanku namun di hatiku hanya satu cinta untukmu luar biasa cinta untukmu luar biasa